Rabu, 16 April 2014

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI PAUD NURUL KHASAN MAGUWAN KECAMATAN SAMBIT KABUPATEN PONOROGO



BAB  I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Upaya kesehatan dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sekaligus meningkatkan kualitas anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal  (DepKes RI, 2005).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu proses yang panjang dan berkesinambungan, harus dimulai sejak dini, yaitu sejak manusia masih dalam kandungan. Dalam mempersiapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil, produktif dan kreatif yang akan meneruskan pembangunan bangsa harus lebih memperhatikan aspek tumbuh kembang balita, sehingga dalam jangka panjang tercipta kesehatan bangsa Indonesia secara nyata (DepKes RI, 2010).

 
Banyak hal yang dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan kualitas anaknya, salah satunya adalah dengan memberikan Pendidikan Anak Usia Dini atau yang lebih dikenal dengan istilah PAUD, pendidikan ini sangat mementingkan pertumbuhan anak secara normal dan sempurna. Kesempurnaan tersebut meliputi perkembangan fisik –motorik, sosio-emosional, kognitif, dan mental- spiritual (Suyadi, 2009 : 164). Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua, untuk itu orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi dan merawat anak secara seksama khususnya memperhatikan tumbuh kembangnya (Anwar,2008). Meskipun proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, proses tersebut sangat bergantung kepada orang tua. Apalagi masa lima tahun (masa balita) adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak dan merupakan masa yang akan menentukan pembentukan fisik, psikis dan intelegensinya (Ritayani, 2008).
Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi baik individu maupun populasi. Oleh karena itu, orang tua perlu menaruh perhatian pada aspek pertumbuhan anak bila ingin mengetahui keadaan gizi mereka. Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi secara kompleks. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan di dalam jumlah dan jenis yang cukup serta pola asuh yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan, perilaku dan keadaan kesehatan rumah tangga. Salah satu penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita adalah akibat pola asuh anak yang kurang memadai (Soekirman, 2000).
Sedangkan perkembangan anak sangat di pengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan, pendidikan ibu , pola asuh yang memahami akan kebutuhan anak.permasalahan yang sering muncul dalam pembentukan pola asuh yaitu keadaan tanpa pengalaman yang mengakibatkan orang tua tidak tahu harus berbuat sesuatu dalam untuk menghadapi anak.Terkadang tindakan orang tua yang tidak konsisten atau menyalahi keinginan sebenenarnya dapat menimbulkan emosi yang meledak sehingga memicu kejahatan pada anak. Benturan antara permasalahan ini mengakibatkan kebingungan kesalahan pengelolaan yang menimbulkan manipulasi pola asuh satu arah (Orang tua selalu benar) biasanya menggunakan kekerasan verbal dan non verbal. Orang tua yang tidak ingin di bantah menggunakan cara-cara otoriter. (Uliansyah, 2007)
Dari data bulan Januari 2012 di Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo di peroleh data balita umur 0-5 tahun sebanyak ...... Balita, dan 32 diantaranya tercatat sebagai peserta didik  di PAUD Nurul Khasan.dalam studi pendahuluan dengan pemeriksaan status gizi dan Denver Development Screening Test (DDST) terhadap 10 anak di peroleh hasil :
1.      Dari pemeriksaan status gizi pada 10 anak diperoleh hasil 3 (30%) anak memiliki status gizi lebih/Gemuk, 6 anak (60%) anak memiliki status gizi baik/Normal, dan 1(10%) anak memiliki status gizi kurang/kurus.
2.      Dari pemeriksaan Denver Development Screening Test (DDST) pada 10 anak di peroleh 5 (50%) anak normal, 4(40%) anak suspek, dan 1 (10%) anak tidak dapat diuji.
Perumbuhan dan perkembangan anak dapat terjadi hambatan (tidak optimal) jika anak memperoleh pengasuhan dari seorang pengasuh yang tidak tepat. keterlambatan perkembangan anak terutama pada aspek sosial dan berbahasaterkait dengan kesibukan pengasuh. Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan perkembangan anak. Pengasuh yang sibuk membuat anak-anak jarang mendapat kasih sayang dan jarang diajak komunikasi dan harus diam, akhirnya anak menjadi pendiam, terlambat kemampuan bebahasanya, terlambat perkembangan sosial dan motoriknya (Anwar, 2008)
Anak yang memperoleh pola asuh yang kurang baik cenderung mengalami kesulitan makan dan berakibat pada berkurangnya tingkat konsumsibaik energi maupun protein. Apabila keadaan ini berlangsung akan mempengaruhi staus gizi anak. Jumlah konsumsi makan yang cukup memenuhi anjuran sesuai dengan umur anak di pengaruhi oleh cara pemberian makanan kepada anak (Pola asuh makan) (Karyadi 1986, Irma Gilang 2007)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi dan Perkembangan Balita (24-48 Bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas di peroleh rumusan masalah sebagai berikut : “Adakah hubungan Pola asuh dengan Status Gizi balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo?”
Adakah hubungan Pola asuh dengan Perkembangan balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo?”

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh dengan satus gizi dan perkembangan balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Mengidentifikasi pola asuh pada balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
2.      mengidentifikasi Status Gizi pada Balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
3.      Mengidentifikasi perkembangan balita  (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
4.      Menganalisa Hubungan pola asuh dengan Status Gizi balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
5.      Menganalisa Hubungan pola asuh dengan Perkembangan balita (24-48 bulan) di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.
1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1        Manfaat Teoritis
Sebagai bahan untuk kajian teori dan keilmuan tentang hubungan pola asuh dengan status gizi dan Perkembangan balita.
1.4.2        Manfaat Praktis
1.      Bagi Peneliti dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta merupakan kesempatan untuk mempelajari lebih jauh permasalahan pola pengasuhan sehingga dapat di terapkan dalam praktek sehari-hari.
2.      Bagi orang tua Balita dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang dampak pengasuhan anak terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita guna mengantisipasi keterlambatan perkembangan yang di hadapi oleh anak balita dan mengantisipasi terjadinya status gizi kurang pada anak balita.
3.      Bagi Institusi hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai referensi ilmiah untuk penelitian berikutnya dengan masalah dan judul yang berbeda juga bahan kepustakaan serta perbandingan terutama pada kasus penyimpangan tumbuh kembang dan masalah gizi kurang pada balita.
4.      Bagi pendidik PAUD hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai tolok ukur perkembangan peserta didiknya di PAUD Nurul Khasan Desa Maguwan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo sehingga Pendidik dapat memberikan stimulasi untuk merangsang perkembangan peserta didiknya.


BAB II
TINJAUAN TEORI




2.1  Konsep Penelitian Terdahulu
Ritayani (2008) telah melakukan penelitian tentang Pola asuh dan Status Gizi di Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dengan judul “Hubungan Pola asuh dengan Status Gizi balita  di Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat”. Untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung pura Kabupaten Langkat dilakukan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 1678 ibu, sampel sebanyak 100 anak balita. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung menggunakan kuisioner pada responden, yaitu ibu yang mempunyai anak balita.
Hasil penelitian diperoleh dengan praktek pemberian makan yang baik 18,1% yang status gizi gemuk, 81,9% yang status gizi normal dan tidak terdapat yang kurus. Sedangkan praktek pemberian makan yang tidak baik 100% yang kurus dan tidak terdapat yang gemuk dan normal. Hal ini berarti, praktek pemberian makan yang baik sangat mendukung tercapainya status gizi anak yang baik. Dan sebaliknya jika praktek pemberian makan pada anak tidak baik dapat menyebabkan status gizi anak tidak baik pula.
Ditahun 2012 , Niken melakukan penelitian tentang pola asuh dengan perkembangan balita di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dengan Judul “Hubungan Pola asuh dengan perkembangan Balita usia 24-36 bulan di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo” Untuk mengetahui hubungan Pola asuh dengan Perkembangan Balita 24-36 bulan di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dilakukan penelitian dengan analitik korelation dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel 54 orang dengan total populasi.Data diperoleh dari dari lembar Denver II untuk perkembangan dan kuesioner untuk pola asuh.

1 komentar :