Sabtu, 10 Oktober 2015

DULU

Mari kita ingat ingat lagi, dikala itu. Pertemuan pertama kita tahun lalu. Ada segurat senyuman diwajahnya yang mencuri perhatianku.
Dulu kita sama sama tak perduli, Dulu kita hanya tau asalkan masih bersama, biarlah menjadi orang ketiga.
Dulu kita melewati setiap jengkal kebahagian bersama
Dulu tidak ada pertengkaran
Dulu yang kuingat Dia selalu memandangku lembut sebelum terlelap tidur.  Dia selalu terjaga saat aku terbangun dan Dia laki laki pertama yang kupandang saat aku bangun.
Dulu, hujan pun pernah membasahi kita bersama.  Tetesan hujan dengan komposisi yg sama. Dingin yang sama. Karna ditemani tawa itu yang membuat hujan hari itu berbeda. 
Masihkah ingat tertawa bersamaku? Melewati hujan yang makin deras dengan kencangnya. Menggigil bersama. 
Dulu, yg kutakutkan hanyalah melihatnya sakit. Tapi sekarang. Aku mulai takut tentang perasaanku.
Takut jika selamanya menjadi yg ketiga.
Takut jika kebahagianku sebenarnya tak akan pernah ku temui disini. Takut, membayangkan pertengkaran kita setiap hari.
Takut membayangkan bahwa sekarang bukan aku yang dia pandang sebelum tidur. Bukan diriku yang dia jaga saat malam tiba. Bukan diriku yang mencium lembut pipinya dipagi hari. 
Dan sekarang aku takut jika harus lenyap perlahan dari hatinya. Karena nyatanya Dia tak lagi melewati hujan deras bersamaku. Dia mempunyai cerita baru melewati badai yang lebih besar,  dan sayangnya bukan denganku

0 komentar :

Posting Komentar